Lahir di Sukabumi, 26 Agustus 1964, Yudi Latif dibesarkan dalam lingkungan NU, dan menghabiskan masa kanak-kanaknya bersama dongeng-keagamaan dan tradisi puisi kepahlawanan.
Selepas bangku sekolah menengah pertama, mampir selama tiga tahun di Pondok Modern Gontor yang---berkat prestasinya---pernah dinaikkan langsung dari kelas satu ke kelas tiga. Naluri petualangan membuatnya terdampar di Kota Kembang, menamatkan masa sekolah menengah di SMA Ma'arif (1984)---sebuah sekolah "kelas bawah" yang pada masanya hanya mampu meloloskan seorang siswa dalam kompetisi UMPTN. Melalui lubang jarum, Yudi diterima di Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran, yang---meskipun jarang mengikuti perkuliahan---sempat menyandang mahasiswa berprestasi (1989).
Semasa kuliahnya di Unpad, waktunya lebih banyak dihabiskan untuk menulis artikel di surat kabar, berdiskusi tentang cinta, agama, dan politik di kantin mahasiswa, terlibat aktif di Gelanggang Seni Sastra, Teater dan Film (GSSTF) dan di hari-hari akhirnya sempat dipercaya menjadi Sekjen Forum Senat Mahasiswa Unpad---tempatnya menimba pengalaman aksi pergerakan dan berlatih menjadi seorang "provokator".
Selepas dari Unpad (1990) suratan takdir mengantarnya menjadi peneliti di Pusat Analisa Perkembangan Iptek LIPI, yang memberinya pengetahuan tentang sosiologi dan politik ilmu pengembangan/teknologi. Dari sini, sambil terus aktif menjadi seorang kolumnis dan penyunting, Yudi diundang menjadi editor tamu untuk sejumlah penerbitan CIDES. Pada perkembangan selanjutnya, dilamar oleh seorang bos Paramadina untuk terlibat aktif dalam proyek penelitian Universitas Paramadina Mulya (UPM).
Selesai membuat Rencana Induk Pengembangan UPM, sejak Februari 1997, Yudi memperoleh kesempatan melanjutkan studi pascasarjananya di Fakultas Studi Asia, The Australian National University, dengan spesialisasi pada sosiologi politik dan ilmu pengetahuan. Setelah satu tahun menyelesaikan program Graduate Diploma-nya dengan hasil high distinction, dia langsung dipromosikan untuk menempuh program Ph.D. Saat ini, Yudi tengah mempersiapkan disertasinya yang berjudul: "The Will to Forget: ICMI and the Struggle of the New Class Muslim Intellectuals in Indonesia."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar